Pengertian dan Fungsi Bendungan

Fungsi Bendungan – Bendungan merupakan konstruksi yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan serta menampung air, dapat juga dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang atau tailing, atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk (Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).

Pengertian dan Fungsi Bendungan

Bendungan memiliki fungsi untuk menangkap air dan menyimpannya di musim hujan ketika air sungai mengalir dalam jumlah besar serta melebihi kebutuhan baik untuk keperluan. Bendungan umumnya digunakan untuk kebutuhan pengairan, industri air minum, tempat wisata, tempat penampungan limbah, persediaan air minum, pengatur banjir, perikanan, pariwisata dan juga olahraga air.

Manfaat dan Fungsi Bendungan

Ada beberapa fungsi dan manfaat bendungan, menurut Sarono dkk (2007) antara lain :

a. Irigasi / Pengairan

Ketika musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan ditadah sehingga pada musim kemarau air yang sudah tertadah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai pengairan lahan pertanian.

b. Penyediaan Air Utama

Waduk selain sebagai sumber untuk irigasi persawahan juga dimanfaatkan sebagai bahan utama air minum dimana daerah perkotaan sangat jarang dengan air bersih.

c. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan kapasitas listrik yang diperlukan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan suatu metode pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.

d. Pengendali Banjir

Ketika musim hujan datang, air hujan yang turun pada daerah tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke hilir sungai. Dan apabila kapasitas tampung bagian hilir sungai tidak memadai tidak jarang dapat mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai. Dengan adanya bangunan bendungan di bagian hulu sungai maka dapat meminimalisir terjadinya banjir pada musim hujan dan apabila musim kemarau air yang sudah tertampung dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk pengairan lahan pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.

e. Perikanan

Dengan adanya bendungan maka dapat mengganti mata pencaharian para penduduk yang lahannya digunakan untuk pembuatan bangunan waduk. Penduduk sekitar dapat berpindah mata pencaharian ke dunia perikanan dengan memanfaatkan waduk untuk pembudidayaan ikan di dalam jaring-jaring apung ataupun karamba-karamba.

f. Pariwisata dan Olahraga Air

Bendungan juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi karena memiliki pemandangan yang indah. Selain itu, bendungan juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air ataupun sebagai tempat latihan bagi para atlet olahraga air.

Jenis-jenis Bendungan

Berikut ini merupakan klasifikasi bendungan menjadi beberapa jenis atau tipe, Menurut Sani (2008) antara lain :

a. Bendungan berdasarkan ukuran

Berdasarkan ukurannya, bendungan memiliki dua jenis, yaitu:

  • Bendungan besar (Large Dams) merupakan bendungan yang memiliki tinggi lebih dari 10 m, diukur dari bagian bawah pondasi sampai puncak bendungan.
  • Bendungan kecil (Small Dams) merupakan semua bendungan yang tidak memiliki syarat sebagai bendungan besar (Large Dams).

b. Bendungan berdasarkan tujuan pembangunan

Berdasarkan tujuan pembangunannya, bendungan memiliki dua jenis bendungan, yaitu:

  • Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams) merupakan bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air.
  • Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams) merupakan bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya untuk Pengairan, PLTA, pariwisata dan perikanan.

c. Bendungan berdasarkan penggunaannya

Berdasarkan penggunaannya, bendungan memiliki tiga jenis, yaitu:

  • Bendungan membentuk waduk (Storage Dams) merupakan bangunan yang dibangun untuk membentuk waduk yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
  • Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams) merupakan bendungan yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
  • Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams) merupakan bendungan yang dibangun untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.

d. Bendungan berdasarkan jalannya air

Berdasarkan jalannya air, bendungan memiliki dua jenis, yaitu:

  • Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams) merupakan bendungan yang dibangun untuk dilewati air. misalnya pada bangunan pelimpas atau Spillway.
  • Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams) merupakan bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Benduangan ini biasanya dibangun pada berbatasan serta terbuat dari beton, pasangan batu, atau pasangan bata.

e. Bendungan berdasarkan konstruksinya

Berdasarkan konstruksinya, bendungan memiliki empat jenis, yaitu:

  • Bendungan serbasama (Homogeneus Dams) merupakan bendungan yang lebih dari setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang sejenis.
  • Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams) merupakan bendungan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (WaterTight Layer), lapisan batu (Rock Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering (Filter zones).
  • Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face Rock Fill Dams) merupakan bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakan di sebelah hulu bendungan. lapisan yang biasanya digunakan yaitu aspal dan beton bertulang.
  • Bendungan beton (Concrete Dams) merupakan bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan berdasarkan fungsi.

f. Bendungan berdasarkan fungsi

Berdasarkan fungsinya, bendungan memiliki beberapa jenis, yaitu:

  • bendungan pengelak pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike),
  • bendungan pengelak (Cofferdam),
  • bendungan utama (Main Dams),
  • bendungan sisi (High Level Dams),
  • bendungan ditempat rendah (Saddle Dams),
  • tanggul (Dyke, Levee),
  • bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams),
  • dan bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *