Alat Uji Beton – Dalam proses pembuatan beton, tidak jarang terjadi sedikit penyimpangan atau kesalahan meski tidak besar dan tidak berakibat fatal. Namun apabila penyimpangan ini terjadi lebih dari satu kali dan kemudian terkombinasikan juga akan menyebabkan hal fatal terhadap struktur bangunan.
Secara kasat mata tanda-tanda kerusakan bisa terlihat apabila sudah terjadi seperti lendutan, keretakan atau bahkan ada beberapa bagian bangunan yang runtuh. Karenanya proses evaluasi terhadap hal yang menyebabkan kegagalan struktur tersebut menjadi sangat penting. Sehingga proses pengujian beton menjadi hal penting yang harus dilakukan baik setelah bangunan selesai maupun selama penggunaannya.
Bila bangunan secara keseluruhan masih berdiri maka proses perbaikan atau rehabilitasi dapat dilakukan. Akan tetapi apabila sudah tidak dimungkinkan lagi maka pembongkaran bisa menjadi opsi yang harus dilakukan. Beberapa jenis penyimpangan yang dapat terjadi pada suatu elemen beton adalah seperti :
- Penyimpangan mutu bahan baik untuk beton atau tulangan.
- Penyimpangan dimensi dan konfigurasi baik tulangan atau beton.
- Kerusakan yang disebabkan umur, penggunaan hingga faktor lingkungan.
Jenis Alat Uji Beton
Agar analisa dan evaluasi dari kegagalan suatu struktur bangunan maka peneliti membutuhkan laporan aktual mengenai kondisi eksisting bangunan. Laporan tersebut dapat dibuat berdasarkan data hasil pengujian pada bangunan. Pengujian beton ini sendiri dapat dilakukan dengan bantuan alat uji beton. Berikut beberapa jenis alat uji beton yang banyak digunakan :
1. Rebar Locator
Alat uji ini berfungsi untuk menemukan lokasi, kedalaman hingga ukuran tulangan baja, kabel, tegangan pos, tembaga maupun saluran yang ada dalam beton. Selain itu alat ini juga dapat diaplikasikan pada batu bata maupun bahan konstruksi non-logam lainnya.
2. Crack Depth Gauge
Alat ini berfungsi untuk mengukur retakan baik kedalaman atau lebarnya, selain itu pada beberapa bidang alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi kecacatan suatu benda / material. Alat ini menggunakan deteksi suara atau ultrasound dalam pengujiannya, hasil pengujiannya tergolong sangat akurat sehingga banyak menjadi pilihan.
3. Rebar Corrosion Detector
Alat uji beton ini hampir serupa dengan rebar detector namun digunakan untuk mendeteksi korosi material logam di dalam beton. Korosi pada tulangan tentu akan sangat berpengaruh pada keamanan dan daya tahan bangunan karenanya korosi di dalam beton penting untuk diketahui sejak dini.
4. Crack width gauge
Alat uji ini mempunyai fungsi untuk mendeteksi dan mengukur retakan yang ada di dalam maupun di luar beton. Alat ini juga mempunyai kemampuan untuk mendeteksi keretakan tersebut pada sudut-sudut bangunan.
5. Alat Uji Kuat Tekan Beton atau Concrete test hammer
Alat yang satu ini berbentuk seperti palu dan digunakan untuk menganalisa kekuatan beton dengan cara memukulnya. Kemudian energi yang digunakan untuk memukul beton akan menghasilkan rebound yang dipengaruhi oleh kekerasan beton. Alat ini tersedia dalam berbagai model dengan range pengukuran sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi concrete test hammer akan merusak material uji dalam pengujiannya.
6. Digital concrete test hammer
Hampir sama dengan concrete test hammer, alat ini dirancang untuk menguji kualitas beton tanpa harus merusaknya dan memiliki resolusi tinggi serta fitur pengulangan. Selain itu faktor seperti dampak arah, faktor bentuk, dsb tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Secara umum digital concrete test hammer berfungsi untuk :
- Kontrol kualitas dengan mengukur tebal selimut, penempatan dan ukuran tulangan.
- Dapat menentukan ada tidaknya elemen yang hilang.
- Mendeteksi posisi tulangan, elemen baja seperti pipa air, kabel listrik, dll.