Bahan Penyusun Semen – Semen dapat diartikan sebagai bahan perekat kimia yang dapat memberikan perkerasan terhadap material campuran lainnya sehingga bisa menjadi suatu bentuk yang kaku dan tahan lama. Dari segi harga, semen terbilang bahan perekat dengan nilai jual yang relatif murah. Semen menjadi bahan perekat terbaik selain bahan pengikat lainnya seperti polimer, epoksi, dll. Oleh sebab itu, semen sudah menjadi bahan yang paling wajib di setiap negara berkembang.
Bahan Penyusun Semen
Dalam bubuk semen memiliki beragam kandungan bahan kimia serta bahan mineral, setiap didalam kandungan bahan tertentu dapat mempengaruhi kualitas semen. Semen merupakan sebuah bubuk yang memiliki warna abu gelap dan terbuat dari kapur (CaO), Silika (SiO2), Alumina (AL2 O3), Iron Oxide (Fe2O3), Magnesium Oksida (MgO), Sulfur Trioxide (SO3), dan Alkali (K2O) , Na2O).
Cara Pembuatan dan Pabrikasi Semen
Cara produksi semen dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu :
1. Proses Kering
Pembuatan semen dengan proses kering yaitu dengan cara menghaluskan bahan baku sampai menjadi bubuk halus di pabrik. Kemudian serbuk kering bahan mentah disimpan secara terpisah di hopper. Lalu campurkan bersama dalam proporsi yang benar dan diumpankan ke rotary tajam di mana klinker dihasilkan. Selanjutnya klinker ini digiling dengan gipsum, flyash, kemudian tambahkan ke bubuk klinker yang kemudian menjadi semen.
2. Proses Basah
Cara pembuatannya yaitu dengan menambahkan air ke dalam bubuk kering sebagai bahan baku untuk membuat bubur atau campuran. Selanjutnya campuran ini dikirim ke rotary di mana tempat klinker dihasilkan. Kemudian klinker tersebut digiling dan dicampur dengan gipsum, abu, dll sesuai proporsi yang diperlukan yang menghasilkan semen.
Klasifikasi Jenis Semen
Semen dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis, namun pada umumnya semen yang sering dijual adalah semen Portland. Untuk mengetahui apa saja jenis semen yang tersedia di dunia, berikut ini jenis-jenis semen yang tersedia di dunia :
- Ordinary Portland Cement (OPC).
- Portland Pozzolana Cement (PPC).
- Rapid Hardening Cement
- Extra Rapid Hardening Cement.
- Quick Setting Cement.
- Low Heat Cement.
- Sulphate Resisting Cement
- Portland Slag Cement (PSC).
- High Alumina Cement.
- White Cement.
- Coloured Cement.
- Air Entraining Cement.
- Hydrophobic Cement.
- Masonry Cement.
- Expansive Cement.
- Oil Well Cement.
- CEM I (Portland cement).
- CEM II (Portland-composite cement).
- CEM III (Blast furnace cement).
- CEM IV (Pozzolanic cement).
- CEM V (Composite cement).
- Type I (Portland cement).
- Type II (Sulphate Resisting Cement).
- Type III (Rapid Hardening Cement).
- Type IV (Portland Pozzolana Cement (PPC).
- Type V (Hydrophobic Cement).
Penggunaan Semen dalam Konstruksi
Berbagai jenis semen yang digunakan dalam bangunan itu tergantung pada persyaratan fungsional struktur dan parameter desain. Tidak hanya itu, penggunaan semen juga dapat dipertimbangkan melalui karakteristik daya tahan, dan kondisi lingkungan dari lokasi proyek. Secara umum semen diaplikasikan untuk membuat mortar dan beton. Namun semen dapat digunakan dengan luar biasa ketika semen tersebut digunakan menjadi bahan campuran beton cor.
Semen jika dicampur dengan menggunakan air akan berubah teksturnya menjadi bubur yang mengikat dan mengeras. Apabila air ditambahkan kecampuran semen akan terjadi reaksi kimia dalam bentuk hidrasi yang membuatnya menjadi bubur dengan kekuatan mengikat, daya tahan, dan kekuatan yang tinggi. Namun apabila di ditimbang dengan benar kemudian dicampur dengan agregat dan air, semen dapat membuat beton atau mortar yang bisa digunakan dalam waktu jangka panjang.