Bayangkan sebuah skenario kritis: komponen pressure vessel yang vital telah melalui proses Post Weld Heat Treatment (PWHT) yang terekam sempurna. Log suhu dari thermocouple menunjukkan siklus pemanasan, penahanan (soaking), dan pendinginan yang sesuai standar. Namun, beberapa bulan setelah beroperasi, terjadi kegagalan katastropik yang berasal dari retak mikro di zona las. Bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya terletak pada keterbatasan mendasar: thermocouple hanya memonitor suhu, bukan kondisi tegangan internal material yang sebenarnya. Alat ini memastikan siklus termal diikuti, tetapi tidak memberikan bukti langsung bahwa tujuan metalurgi—yaitu pelepasan tegangan sisa (stress relief)—telah tercapai sepenuhnya.
Di sinilah sebuah inovasi lahir. Panduan ini akan membawa Anda melampaui thermocouple, memperkenalkan metode revolusioner menggunakan analisis getaran untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang integritas material pasca-PWHT. Kami akan membahas cara menggunakan vibration meter sebagai alat deteksi dini untuk distorsi tersembunyi dan retak mikro, memverifikasi keberhasilan stress relief, dan pada akhirnya mencegah kegagalan yang merugikan. Artikel ini akan mengupas tuntas risiko tersembunyi pasca-pengelasan, fondasi ilmiah di balik analisis getaran, panduan praktis penerapannya, dan cara mengintegrasikannya ke dalam alur kerja jaminan kualitas (QA) Anda.
Untuk kebutuhan vibration meter, berikut produk yang direkomendasikan:
Portable Vibration Meter
Portable Vibration Meter
- Mengapa PWHT Saja Tidak Cukup? Risiko Tersembunyi Pasca-Pengelasan
- Fondasi Ilmiah: Getaran sebagai Alat Karakterisasi Material
- Panduan Praktis: Monitoring Getaran untuk Proses PWHT
- Integrasi Alur Kerja: Menggabungkan Getaran & NDT Konvensional
- FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Vibration Meter untuk PWHT
- Kesimpulan: Melampaui Thermocouple untuk Jaminan Kualitas Sejati
- References
Mengapa PWHT Saja Tidak Cukup? Risiko Tersembunyi Pasca-Pengelasan
Post Weld Heat Treatment adalah proses yang sangat penting dalam fabrikasi industri, dirancang untuk mengurangi tegangan sisa, meningkatkan ketangguhan, dan meminimalkan risiko kegagalan material. Namun, kepatuhan terhadap siklus suhu saja tidak menjamin hasil yang sempurna. Ada risiko tersembunyi yang dapat muncul bahkan setelah proses PWHT yang tampak berhasil, yang menyoroti perlunya pemantauan yang lebih canggih. Untuk pemahaman mendalam tentang standar yang berlaku, Anda dapat merujuk pada PWHT Code Requirements Review.
Ancaman #1: Distorsi dan Perubahan Dimensi
Distorsi pengelasan adalah perubahan bentuk dan dimensi yang terjadi pada benda kerja akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak seragam selama proses pengelasan. Panas yang intens menyebabkan logam memuai, dan saat mendingin, ia menyusut. Karena proses ini tidak terjadi secara merata di seluruh bagian, tegangan internal yang signifikan terbentuk. Tegangan ini “menarik” dan “mendorong” material, menyebabkan pelengkungan, pembengkokan, atau puntiran. Meskipun PWHT bertujuan untuk meredakan tegangan ini, jika distorsi awal sudah parah, proses tersebut mungkin tidak dapat mengembalikannya ke dimensi yang dapat diterima, atau bahkan dapat memperburuknya dalam beberapa kasus.
Sebagai contoh, sebuah proyek fabrikasi skid modular presisi mengalami penundaan tiga minggu dan biaya pengerjaan ulang yang signifikan karena distorsi angular pada base frame utama tidak terdeteksi sebelum PWHT. Meskipun siklus panas berhasil, frame tersebut tidak lagi memenuhi toleransi pemasangan, memaksa dilakukannya proses pelurusan mekanis yang rumit dan berisiko. Deteksi dini distorsi setelah pengelasan adalah kunci untuk menghindari skenario seperti ini.
Ancaman #2: Retak Mikro yang Tak Terlihat
Ancaman yang jauh lebih berbahaya daripada distorsi adalah terbentuknya retak mikro. Cacat ini seringkali tidak terlihat oleh mata telanjang dan bahkan bisa lolos dari beberapa metode inspeksi permukaan. Retak ini dapat bertindak sebagai titik awal untuk propagasi retak yang lebih besar di bawah beban operasional, yang berujung pada kegagalan katastropik. Ironisnya, proses PWHT itu sendiri, jika tidak dilakukan dengan benar pada material tertentu, dapat memicu jenis keretakan yang sangat berbahaya.
Reheat Cracking: Bahaya Tersembunyi dari PWHT yang Salah
Reheat cracking adalah fenomena retak intergranular yang terjadi pada material tertentu (seperti baja paduan rendah Cr-Mo) selama pemanasan dalam proses PWHT atau saat beroperasi pada suhu tinggi. TWI Global, sebuah otoritas terkemuka di bidang pengelasan, menjelaskan mekanisme di baliknya:
…bagian dalam butir (grain interior) menjadi diperkuat oleh presipitasi karbida, memaksa relaksasi tegangan sisa melalui deformasi mulur (creep) di batas butir (grain boundaries)
Secara praktis, ini berarti saat bagian dalam butiran logam menguat, tegangan dipaksa untuk berkonsentrasi di batas-batas butir yang lebih lemah, yang akhirnya dapat retak di bawah tekanan selama siklus PWHT.
Stress Relaxation Cracking (SRC) di Zona Terdampak Panas (HAZ)
Zona Terdampak Panas (Heat-Affected Zone/HAZ) adalah area logam dasar yang tidak meleleh tetapi sifat mikrostrukturnya telah berubah akibat panas pengelasan. Zona ini seringkali menjadi titik paling rentan. Penelitian dari National Renewable Energy Laboratory (NREL) AS mengonfirmasi hal ini, dengan menyatakan,
Stress relaxation cracking (SRC) dianggap sebagai salah satu mekanisme kegagalan utama untuk lasan baja tahan karat 347H… selama post weld heat treatment (PWHT), terutama di dalam zona terdampak panas (HAZ)
Ini menyoroti bahwa bahkan dengan lasan yang sempurna, area di sekitarnya dapat menjadi titik kritis selama PWHT.
Keterbatasan Monitoring Suhu Konvensional
Masalah utamanya adalah ini: thermocouple hanya mengukur suhu permukaan di lokasi pemasangannya. Alat ini tidak memberikan data langsung tentang apa yang terjadi di dalam material. Monitoring PWHT hanya dengan thermocouple dapat diibaratkan seperti memanggang kue dengan hanya melihat timer oven; Anda tahu kue itu berada di dalam oven selama waktu yang tepat dan pada suhu yang benar, tetapi Anda tidak benar-benar tahu apakah bagian dalamnya sudah matang sempurna. Demikian pula, Anda tahu komponen telah melalui siklus termal yang disyaratkan oleh standar seperti ASME B31P Heat Treatment Standards, tetapi Anda tidak memiliki konfirmasi langsung bahwa tegangan sisa telah dilepaskan secara efektif di seluruh volume material.
Fondasi Ilmiah: Getaran sebagai Alat Karakterisasi Material
Untuk mengatasi keterbatasan pemantauan suhu, kita beralih ke bidang fisika dan ilmu material. Konsep penggunaan getaran untuk mencirikan sifat material bukanlah hal baru dan didukung oleh penelitian yang kuat. Idenya adalah bahwa respons dinamis suatu objek—cara ia bergetar—secara intrinsik terkait dengan sifat mekanik internalnya, termasuk kekakuan, massa, dan tingkat tegangan internal. Untuk bacaan akademis lebih lanjut, penelitian seperti Vibration-Based Material Property Evaluation memberikan dasar yang kuat tentang topik ini.
Prinsip Kunci: Vibratory Stress Relief (VSR)
Bukti paling kuat yang menghubungkan getaran dengan pelepasan tegangan adalah proses yang dikenal sebagai Vibratory Stress Relief (VSR). Meskipun kurang umum dibandingkan PWHT, VSR adalah metode yang sudah mapan untuk mengurangi tegangan sisa pada komponen. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dan diarsipkan oleh U.S. National Library of Medicine (NIH/NLM) menjelaskan prinsip kerjanya:
Kedua metode [termal dan getaran] menjalankan fungsi yang sama karena mereka memasukkan sebagian atau seluruh bagian ke dalam fase plastis, menyebabkan pecahnya tegangan sisa untuk dilepaskan dengan deformasi plastis lokal
Penelitian ini secara ilmiah memvalidasi bahwa energi getaran, sama seperti energi termal, dapat secara aktif mengubah keadaan tegangan internal suatu material. Jika getaran dapat menyebabkan pelepasan tegangan, maka secara logis, perubahan dalam respons getaran suatu komponen dapat digunakan untuk memonitor efektivitas pelepasan tegangan yang disebabkan oleh panas (PWHT).
Parameter yang Diukur: Frekuensi Natural dan Redaman (Damping)
Jadi, apa yang sebenarnya kita ukur? Dua parameter kunci yang memberikan wawasan tentang kondisi internal material adalah frekuensi natural dan redaman.
- Frekuensi Natural (Natural Frequency): Ini adalah frekuensi di mana sebuah objek akan bergetar jika “diganggu” tanpa adanya gaya eksternal. Frekuensi ini ditentukan oleh kekakuan dan massa objek. Tegangan sisa yang tinggi dapat secara efektif “memperkaku” struktur, sehingga meningkatkan frekuensi naturalnya. Ketika PWHT berhasil melepaskan tegangan ini, kekakuan efektif menurun, yang seharusnya menyebabkan penurunan terukur pada frekuensi natural.
- Redaman (Damping): Ini adalah kemampuan material untuk menghilangkan energi getaran, biasanya dalam bentuk panas. Perubahan mikrostruktur dan pelepasan tegangan selama PWHT dapat mengubah mekanisme redaman internal material.
Analogi sederhananya adalah seperti memukul sebuah lonceng. Lonceng yang baru dicetak dengan tegangan internal yang tinggi mungkin akan menghasilkan nada (frekuensi) yang sedikit berbeda dan “dering” (redaman) yang lebih pendek dibandingkan dengan lonceng yang sama setelah dianil (proses perlakuan panas) dengan benar untuk menghilangkan tegangan. Dengan mengukur “nada” komponen sebelum dan sesudah PWHT, kita dapat menyimpulkan apakah perubahan internal yang diinginkan telah terjadi.
Panduan Praktis: Monitoring Getaran untuk Proses PWHT
Prosedur Lanjutan/Eksplorasi
Bagian ini menguraikan metodologi langkah demi langkah untuk menerapkan teknik pemantauan getaran pada proses PWHT. Penting untuk ditekankan bahwa ini adalah prosedur lanjutan dan belum menjadi standar industri yang terkodifikasi. Ini harus dianggap sebagai metode jaminan kualitas tambahan untuk aplikasi yang sangat kritis.
Langkah 1: Pemilihan Peralatan yang Tepat
Penerapan teknik ini membutuhkan peralatan yang lebih dari sekadar vibration meter genggam standar. Anda akan memerlukan sistem yang mampu bertahan dan mengukur secara akurat dalam kondisi industri yang menantang.
Untuk kebutuhan vibration meter, berikut produk yang direkomendasikan:
Portable Vibration Meter
Portable Vibration Meter
- Sensor Getaran (Accelerometer): Kebutuhan utama adalah accelerometer suhu tinggi yang dirancang untuk beroperasi pada suhu yang mungkin masih tersisa pada komponen setelah siklus PWHT.
- Mounting Hardware: Basis magnetik yang kuat atau stud yang dilas sementara diperlukan untuk memastikan kopling yang kokoh antara sensor dan benda kerja. Kopling yang buruk akan menghasilkan data yang tidak akurat.
- Kabel dan Konektor: Kabel harus tahan suhu tinggi dan terlindung dengan baik untuk mencegah interferensi elektromagnetik (noise) dari peralatan pemanas induksi atau resistansi di sekitarnya.
- Sistem Akuisisi Data (DAQ): Perangkat DAQ multi-channel diperlukan untuk mengubah sinyal analog dari accelerometer menjadi data digital.
- Perangkat Lunak Analisis: Perangkat lunak khusus digunakan untuk melakukan Analisis Spektrum (FFT) untuk mengidentifikasi frekuensi natural dan menganalisis perubahan respons getaran.
Merek terkemuka seperti Brüel & Kjær atau PCB Piezotronics menawarkan sensor dan sistem canggih yang cocok untuk aplikasi khusus semacam ini.
Langkah 2: Prosedur Pengukuran
Prosedur yang cermat dan konsisten adalah kunci untuk mendapatkan data yang dapat diandalkan dan dapat dibandingkan.
A. Pengukuran Baseline (Sebelum PWHT)
Langkah paling krusial adalah menetapkan “sidik jari” getaran dari komponen dalam kondisi setelah pengelasan (as-welded) tetapi sebelum PWHT. Pengukuran ini berfungsi sebagai titik referensi absolut. Tanpa baseline yang andal, data pasca-PWHT tidak memiliki konteks dan menjadi tidak berarti. Pengukuran ini harus dilakukan dengan komponen dalam kondisi pemasangan yang sama seperti saat pengukuran akhir akan dilakukan.
B. Pemasangan Sensor yang Optimal
Penempatan sensor sangat penting. Sensor harus dipasang pada lokasi yang dapat menangkap respons getaran struktural secara keseluruhan, bukan hanya getaran lokal. Hindari menempatkan sensor terlalu dekat dengan elemen pemanas langsung atau di area yang sangat kaku (seperti flensa tebal) di mana responsnya mungkin minim. Lokasi yang ideal adalah pada badan utama komponen, seperti cangkang pressure vessel atau bentangan pipa yang panjang.
C. Akuisisi Data (Selama & Setelah PWHT)
Pengukuran yang paling penting adalah setelah komponen telah menyelesaikan siklus PWHT dan telah mendingin sepenuhnya hingga suhu sekitar. Ini memastikan bahwa setiap perubahan yang diukur disebabkan oleh perubahan permanen pada material, bukan efek termal sementara. Melakukan pengukuran pada suhu yang sama persis dengan pengukuran baseline sangat penting untuk perbandingan yang akurat. Pemantauan selama fase pendinginan juga dapat memberikan wawasan berharga tentang kapan perubahan mikrostruktur terjadi.
Langkah 3: Interpretasi Data – Apa yang Dicari?
Setelah Anda memiliki data getaran dari sebelum dan sesudah PWHT, analisis dimulai. Tanda utama dari pelepasan tegangan yang berhasil adalah pergeseran frekuensi natural yang terukur.
Secara hipotetis, spektrum getaran komponen sebelum PWHT mungkin menunjukkan puncak frekuensi natural pada, katakanlah, 150 Hz. Setelah PWHT yang berhasil melepaskan tegangan internal yang “memperkaku”, spektrum baru mungkin menunjukkan puncak yang sama telah bergeser ke bawah, misalnya ke 147 Hz. Besarnya pergeseran ini akan bergantung pada material, geometri, dan tingkat tegangan awal. Konsistensi dalam pergeseran ini di beberapa lokasi pengukuran memberikan keyakinan tinggi bahwa perubahan global yang positif telah terjadi.
Tantangan dan Keterbatasan Metode Ini
Transparansi mengenai tantangan adalah tanda keahlian sejati. Metode ini, meskipun menjanjikan, memiliki beberapa rintangan praktis:
- Isolasi Getaran Eksternal: Pengukuran harus dilakukan di lingkungan yang tenang untuk memastikan Anda mengukur respons komponen itu sendiri, bukan getaran dari forklift yang lewat atau mesin lain yang sedang berjalan.
- Konsistensi Pengukuran: Kondisi batas (cara komponen ditopang) harus identik antara pengukuran baseline dan pengukuran akhir. Perubahan kecil pada penyangga dapat mengubah frekuensi natural dan mengacaukan hasil.
- Kurangnya Standar Penerimaan: Saat ini, tidak ada kode industri yang menyatakan, “pergeseran frekuensi sebesar X% menandakan PWHT yang berhasil.” Kriteria penerimaan harus dikembangkan berdasarkan kasus per kasus, seringkali melalui pengujian awal pada sampel uji.
Integrasi Alur Kerja: Menggabungkan Getaran & NDT Konvensional
Penting untuk dipahami bahwa pemantauan getaran tidak menggantikan metode Inspeksi Non-Destruktif (Non-Destructive Testing/NDT) yang diwajibkan oleh kode. Sebaliknya, ini adalah alat pelengkap yang kuat yang memberikan lapisan jaminan kualitas tambahan, menciptakan alur kerja yang benar-benar holistik.
Membangun Alur Kerja Jaminan Kualitas Holistik
Alur kerja yang ideal mengintegrasikan data getaran dengan inspeksi tradisional untuk memberikan gambaran paling lengkap tentang kesehatan komponen.
- Langkah 1: Pengelasan Selesai
- Langkah 2: NDT Pra-PWHT: Lakukan inspeksi volumetrik seperti Radiographic Testing (RT) atau Ultrasonic Testing (UT) untuk menemukan cacat fabrikasi awal (misalnya, kurangnya fusi, porositas).
- Langkah 3: Pengukuran Baseline Getaran: Tangkap “sidik jari” getaran awal komponen.
- Langkah 4: Siklus PWHT: Lakukan perlakuan panas sesuai prosedur yang disetujui, dengan pemantauan suhu konvensional.
- Langkah 5: Pemeriksaan Getaran Pasca-PWHT: Setelah dingin, lakukan pengukuran getaran kedua untuk perbandingan.
- Langkah 6: NDT Pasca-PWHT: Lakukan inspeksi yang diwajibkan seperti Magnetic Particle Testing (MT) atau Liquid Penetrant Testing (PT) untuk memeriksa retak permukaan yang mungkin terbentuk selama pendinginan, dan yang terpenting, Hardness Testing.
- Langkah 7: Penerimaan Akhir: Gabungkan semua data—log suhu, perbandingan getaran, dan laporan NDT—untuk membuat keputusan penerimaan yang paling terinformasi.
Peran Kritis NDT Pasca-PWHT
NDT setelah PWHT memiliki tujuan yang sangat spesifik dan tidak dapat dinegosiasikan. Vibration analysis memberikan gambaran global, sementara NDT menemukan cacat lokal.
| Metode NDT | Tujuan Pasca-PWHT |
|---|---|
| Hardness Testing | Memverifikasi bahwa PWHT telah berhasil melunakkan material di area las dan HAZ ke tingkat kekerasan yang dapat diterima, sehingga meningkatkan ketangguhan dan mengurangi kerapuhan. |
| Magnetic Particle (MT) / Liquid Penetrant (PT) | Mendeteksi retak halus yang terbuka di permukaan yang mungkin terbentuk selama siklus PWHT, terutama selama fase pendinginan. |
| Ultrasonic Testing (UT) | Digunakan kembali pada aplikasi kritis untuk memastikan tidak ada cacat bawah permukaan yang baru terbentuk atau yang sudah ada sebelumnya yang membesar selama siklus termal. |
Bagaimana Data Getaran Melengkapi Laporan NDT?
Sinergi antara kedua pendekatan ini sangat kuat. Laporan NDT mungkin kembali “bersih”, yang menunjukkan tidak ada cacat yang dapat dideteksi. Namun, data getaran mungkin menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran frekuensi yang signifikan, yang menyiratkan bahwa pelepasan tegangan tidak seefektif yang diharapkan. Informasi ini dapat memicu penyelidikan lebih lanjut atau penyesuaian parameter PWHT untuk pekerjaan di masa depan. Sebaliknya, laporan NDT yang bersih ditambah dengan pergeseran frekuensi yang diharapkan memberikan tingkat kepercayaan tertinggi bahwa komponen tersebut tidak hanya bebas dari cacat tetapi juga dalam kondisi tegangan rendah yang optimal untuk layanan jangka panjang.
FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Vibration Meter untuk PWHT
Apakah metode ini sudah menjadi standar industri?
Secara langsung, belum. Penggunaan analisis getaran untuk verifikasi PWHT saat ini bukanlah metode yang terkodifikasi dalam standar industri besar seperti yang dikeluarkan oleh ASME atau AWS. Ini harus dianggap sebagai teknik yang sedang berkembang untuk jaminan kualitas tingkat lanjut, paling cocok untuk komponen bernilai tinggi dan kritis di mana biaya kegagalan sangat ekstrim.
Bisakah ini menggantikan hardness testing setelah PWHT?
Sama sekali tidak. Keduanya mengukur hal yang berbeda dan saling melengkapi. Hardness testing adalah pengukuran langsung dan kuantitatif dari sifat material permukaan yang spesifik (kekerasan) yang diwajibkan oleh banyak kode. Analisis getaran adalah penilaian tidak langsung dan holistik terhadap respons dinamis struktural secara keseluruhan, yang menyiratkan kondisi tegangan internal. Keduanya diperlukan untuk gambaran kualitas yang lengkap.
Berapa biaya untuk menerapkan sistem monitoring ini?
Penerapan sistem ini membutuhkan investasi yang signifikan. Biayanya tidak hanya pada vibration meter, tetapi pada sistem yang lengkap: accelerometer suhu tinggi, perangkat keras akuisisi data (DAQ), dan perangkat lunak analisis. Selain itu, diperlukan personel yang terlatih dalam analisis getaran untuk menginterpretasikan data dengan benar. Oleh karena itu, metode ini paling layak secara ekonomi untuk komponen di mana integritas absolut adalah yang utama dan biaya kegagalan (baik dari segi finansial maupun keselamatan) jauh melebihi biaya inspeksi canggih.
Kesimpulan: Melampaui Thermocouple untuk Jaminan Kualitas Sejati
Kegagalan komponen kritis setelah melalui siklus PWHT yang terekam sempurna adalah pengingat yang menyakitkan bahwa pemantauan suhu saja tidak cukup. Risiko tersembunyi dari distorsi yang tidak terkendali dan retak mikro yang mematikan menuntut pendekatan jaminan kualitas yang lebih cerdas dan lebih dalam. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmu material yang telah terbukti, analisis getaran muncul sebagai metode baru yang kuat untuk mengintip ke dalam kondisi internal sebuah komponen.
Dengan mengukur perubahan frekuensi natural dan redaman, para insinyur dan teknisi QC dapat memperoleh konfirmasi kuantitatif bahwa pelepasan tegangan sisa yang diinginkan benar-benar telah terjadi. Ini bukan tentang mengganti NDT yang sudah mapan, tetapi tentang melengkapinya, menciptakan sinergi yang kuat antara deteksi cacat lokal dan penilaian integritas struktural global. Dengan menerapkan teknik ini, industri dapat bergerak melampaui kepatuhan buta terhadap log suhu dan menuju pemahaman sejati tentang kesehatan material, memastikan komponen paling vital mereka benar-benar siap untuk layanan yang aman dan andal.
Sebagai pemasok dan distributor terkemuka alat ukur dan uji, CV. Java Multi Mandiri mengkhususkan diri dalam melayani klien bisnis dan aplikasi industri. Kami memahami bahwa memiliki peralatan yang tepat adalah kunci untuk mengoptimalkan operasi dan memastikan kualitas tertinggi. Tim kami siap membantu perusahaan Anda dalam memenuhi kebutuhan peralatan canggih, termasuk sistem analisis getaran dan instrumen NDT lainnya, untuk meningkatkan proses jaminan kualitas Anda. Untuk diskusikan kebutuhan perusahaan Anda, hubungi pakar kami hari ini dan mari kita bangun kemitraan untuk kesuksesan operasional Anda.
Disclaimer: This article presents an advanced and exploratory technique. The use of vibration analysis for PWHT verification is not yet a codified industry standard and should be considered a supplementary quality assurance method, not a replacement for code-mandated inspections like NDT and hardness testing.
Rekomendasi Portable Vibration Meter
Portable Vibration Meter
Portable Vibration Meter
References
- TWI Global. (N.D.). Defects / Imperfections in Welds – Reheat Cracking. TWI Global. Retrieved from https://www.twi-global.com/technical-knowledge/job-knowledge/defects-imperfections-in-welds-reheat-cracking-048
- NREL Research Hub. (N.D.). Stress Relaxation Cracking in 347H Stainless Steel Arc Welds: Susceptibility Evaluation of Heat-Affected Zone: Article No. 494. Metals. Retrieved from https://research-hub.nrel.gov/en/publications/stress-relaxation-cracking-in-347h-stainless-steel-arc-welds-susc
- Davarpanah, A., Hamedi, M., & Farhangian, M. (2024). Analysis of the effect of vibrational stress relief process parameters on 2024Aluminium alloy. Heliyon. Retrieved from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11170196/



