Jenis Pengujian Non Destructive Test – Pengujian spesimen adalah salah satu tahapan yang sangat penting untuk menjamin mutu dan kualitas suatu material, komponen atau bahan tertentu untuk memastikan layak digunakan serta sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan atau tidak.
Ada dua jenis pengujian yakni pengujian yang bersifat merusak struktur fisik bahan tersebut yaitu berupa uji tarik, uji impak, uji kekerasan dan lain sebagainya. Tujuan dilakukan pengujian yang bersifat merusak adalah untuk mengetahui sifat dari material atau bahan yang dilakukan pengujian.
Jenis Pengujian Non Destructive Test
Dalam beberapa hal dan kebutuhan tertentu, dibutuhkan pengujian yang dilakukan tanpa merusak struktur fisik benda yang diuji untuk mengetahui adanya kerusakan atau cacat dalam suatu material yang lebih dikenal dengan istilah Non Destructive Testing (NDT). Berikut ini merupakan jenis-jenis pengujian yang tidak merusak.
1. Visual Inspection atau Pengamatan
Visual inspection adalah salah satu pengujian yang sangat sederhana tanpa memerlukan peralatan yang khusus dan biasanya hanya menggunakan kacamata pembesar, senter dan alat pendukung lainnya. Untuk dilakukannya pengujian secara visual hanya perlu melakukan pengamatan pada spesimen bahan. Sangat efektif untuk mendeteksi cacat mikroskopik atau cacat permukaan besar, contohnya cacat pada hasil pengelasan yang kurang baik.
2. Liquid (Dye) Penetrant Inspection
Liquid penetrant inspection merupakan salah satu metode pengujian tidak merusak yang paling banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan, hal tersebut karena liquid penetrant inspection relatif mudah digunakan dan sangat fleksibel untuk berbagai macam penggunaan. Prinsip kerja pada metode ini didasarkan kemampuan cairan untuk masuk ke dalam celah-celah permukaan yang mengalami cacat. Dengan penggunaan metode ini maka cacat pada permukaan akan terlihat, caranya yaitu dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan material yang diinspeksi.
Cairan penetrant yang dianjurkan mempunyai kemampuan penetrasi yang baik serta viskositas atau kekentalan yang cukup rendah, agar dapat mengalir masuk pada celah-celah permukaan apabila terdapat defect. Kemudian, penetrant yang tersisa di permukaan benda dibersihkan dengan cairan pembersih. Cacat akan terlihat jika ada cairan penetrant yang tertinggal didalam celah permukaan benda setelah developer disemprotkan. Meskipun metode ini sederhana akan tetapi perlu pemahaman serta pengamatan yang jeli pada permukaan benda uji tersebut agar cacat permukaan benda kerja dapat terlihat.
Keuntungan yang didapat dari metode ini antara lain yaitu mudah diaplikasikan, murah, tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material, komposisi kimianya dan jangkauan pemeriksaan yang cukup luas. Sedangkan untuk kekurangan dari metode penetrant yakni hanya bisa diaplikasikan pada permukaan yang terbuka dan tidak mampu diaplikasikan pada permukaan benda yang kasar dan berpori.
3. Magnetic Particle Inspection (MPI)
Magnetic particle inspection adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengujian tidak merusak (NDT), dengan metode ini cacat pada permukaan (surface) dan dibawah permukaan (subsurface) suatu benda dari bahan ferromagnetik bisa diketahui dan di inspeksi. Prinsip kerja dari metode magnetic particle inspection ini yaitu dengan cara memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Apabila terdapat cacat atau defect yang tegak lurus terhadap arah medan magnet maka akan dapat menyebabkan kebocoran pada arah medan magnet. Kebocoran pada medan magnet ini mengindikasikan terdapat cacat pada material. Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya kebocoran pada medan magnet yaitu dengan menaburkan partikel atau serbuk magnet pada permukaan benda uji. Partikel atau serbuk magnet yang sudah ditaburkan akan berkumpul tepat pada area yang terdapat kebocoran medan magnet.
4. Eddy Current Testing
Eddy current test adalah salah satu metode pengujian tidak merusak yang menerapkan prinsip elektromagnet untuk melakukan pengujian atau inspeksi yaitu terdapat sebuah kumparan yang dialiri arus listrik yang memiliki fungsi untuk membangkitkan medan magnet di dalamnya. Apabila medan magnet itu diaplikasikan pada benda logam yang akan dilakukan pengujian, maka akan dapat membangkitkan arus eddy. Arus eddy itu kemudian akan mengindikasikan adanya medan magnet yang terdapat pada kumparan dan mengubah impedansinya apabila terdapat cacat pada benda uji. Indikasi apabila terdapat cacat atau defect bisa dilihat saat menaburkan serbuk magnetik di atas permukaan material.
Metode eddy current pada prinsipnya hampir sama dengan metode pengujian Magnetic particle inspection, namun medan listrik yang digunakan berupa arus listrik bolak-balik (AC), ketika terdapat cacat maka medan listrik akan berubah dan alat pengukur impedansi akan membaca atau mendeteksi apabila terdapat defact atau cacat.
5. Ultrasonic Inspection
Ultrasonic testing adalah salah satu metode pengujian tidak merusak yang memanfaatkan gelombang atau getaran pada frekuensi yang tinggi. Ultrasonic Test bisa digunakan untuk menentukan kedalaman cacat atau defect secara spesifik yang meliputi besar dan letak cacat tersebut. Dalam pengujian Ultrasonic digunakan perlengkapan atau alat-alat yang lain yakni probe sebagai penghasil getaran dengan frekuensi tinggi serta dibutuhkan couplant yakni cairan pelapis pada permukaan benda uji.
Prinsip kerja pengujian Ultrasonic test yaitu dengan menembakkan getaran atau gelombang dengan frekuensi yang tinggi yaitu sekitar 0.25-10 Mhz. Gelombang tersebut akan merambat melalui benda uji kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kembali apabila gelombang tersebut mendeteksi cacat yang ada pada benda uji.
Apabila gelombang tersebut merambat pada bidang yang tegak lurus terhadap arah gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke sumber gelombang lalu akan ditampilkan pada layar monitor. Kedalaman cacat dapat diketahui dengan memperhitungkan selisih waktu yang dibutuhkan oleh rambatan gelombang hingga kembali menuju sumber golombang tersebut.
6. Radiographic Testing
Radiographic testing merupakan salah satu jenis pengujian tidak merusak yang memanfaatkan radiasi sinar gamma dan sinar X. Prinsip kerjanya adalah, sinar X tersebut akan dipancarkan pada benda uji dan menembus permukaan material tersebut. Pada saat menembus bidang atau objek, sebagian sinar yang menembus akan diserap sehingga intensitas sinar berkurang.
Intensitas akhir sinar kemudian akan direkam dan dicatat pada film yang sensitif. Jika terdapat defect atau cacat pada benda uji maka intensitas sinar yang tercatat pada film bervariasi. Hasil rekaman film ini akan menunjukan letak dan bagian pada material yang mengalami defect atau cacat.
Untuk melakukan pengujian radiografi ini, harus mempunyai kompetensi serta pengetahuan tentang dampak yang akan ditimbulkan apabila salah satu bagian tubuh terpapar sinar x. Hal tersebut karena sinar x yang digunakan dalam metode pengujian radiografi ini tidak dapat diamati dengan kasat mata. Dalam melakukan pengujian radiografi tersebut, ada beberapa prosedur dan hal penting dalam melakukan pengujian radiografi yakni, jangka waktu lamanya penyinaran berlangsung, jarak sumber radiasi atau penyinaran ke film (SFD) dan Penumbra (UG).
Ultrasonic Flaw Detector
Magnetic Flaw Detector
Magnetic Flaw Detector
Magnetic Flaw Detector
Ultrasonic Flaw Detector
Ultrasonic Flaw Detector
Eddy Current Flaw Detector
Ultrasonic Flaw Detector