Uji Kelayakan Bangunan dan Jenisnya

Uji Kelayakan Bangunan dan JenisnyaPada setiap bangunan atau konstruksi tentunya menjadi kewajiban untuk berada di dalam kondisi baik agar bisa memenuhi standar keamanan bangunan yang sudah ditetapkan, sehingga penggunaan bangunan dapat digunakan secara baik.

Uji Kelayakan Bangunan dan Jenisnya

Uji Kelayakan Bangunan

Apabila bangunan yang didirikan sudah tidak memenuhi standar pembangunan yang ada maka bangunan tersebut akan dengan mudah mengalami gangguan dan tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama serta dapat menimbulkan korban jiwa apabila bangunan roboh, maka dari itu diperlukan nya uji kelayakan bangunan agar bisa mengetahui kondisi mengenai suatu bangunan selain itu. Adapun hal-hal yang dapat mengurangi pada kelayakan suatu bangunan adalah:

  • Kondisi lingkungan
  • Pengaruh kondisi tanah
  • Terjadinya benca alam yang bisa merusak banguan
  • Material Bangunan
  • Perawatan bangunan
  • Usia bangunan

Sering kali pada suatu bangunan terdapat penyimpangan yang bisa juga merusak bangunan dan akan berdampak pada keseluruhan bangunan tersebut yakni overload pada suatu bangunan yang bisa menyebabkan keretakan, apabila retakan tersebut tidak segera ditangani maka retakan bisa menyebar ke bagian lain atau juga  yang terburuk menyebabkan keruntuhan.

Jenis Uji Kelayakan Bangunan

Agar dapat menghindari terjadinya penyimpangan tersebut maka diperlukan nya sebuah uji kelayakan bangunan, agar bisa mengetahui daya kuat pada bangunan tersebut diperlukan beberapa proses mendapatkan data mengenai kelayakan bangunan, proses atau tahap tersebut yaitu meliputi :

1. Pengamatan

Penting nya dilakukan pengamatan akan selalu menjadi indikasi awal dari kerusakan atau tidak nya pada permukaan misal adanya retakan, lendutan, korosi dll.

2. Pengujian

Dalam pengujian untuk mengetahui kelayakan suatu bangunan, ada 2 metode pengujian yakni Non Destructive (Test NDT) dan Destructive Test (DT)

Di dalam metode tersebut analisa terhadap kelayakan suatu bangunan bisa diketahui, pengujian Non destructive test dilakukan dengan pedoman teknik yang dapat mengetahui struktur bangunan, tanpa merusak objek yang sedang diuji. Sedangkan destructive test adalah pengujian yang merusak objek uji, pengujian tersebut biasanya jarang dilakukan pada bangunan yang telah berdiri karena bisa menimbulkan kerusakan lain, jenis-jenis pengujian tersebut yaitu :

  • Hammer Test

Hammer test dilakukan untuk mengetahui nilai mutu beton.

  • UPVT

Ultrasonic Pulse Velocity Test adalah sebuah pengujian menggunakan gelombang ultrasonic yang merambat pada beton untuk mengetahui nilai integritas beton.

  • Covermeter Test

Converter Meter Test adalah tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi ketebalan dari selimut beton dan visualisasi tulangan pada beton.

  • Pulse Echo Test

Pulse Echo Test adalah sebuah pengujian untuk mengetahui kondisi dari integritas beton menggunakan alat pulse echo.

  • Impact Echo Test

Impact Echo Test dilakukan untuk mendeteksi celah pada struktur bangunan dan ketebalan pada struktur.

  • Brinell Test

Brinell Test adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan kekerasan suatu material pada pondasi bangunan.

  • Core Drill

Core drill adalah sebuah pengujian yang dilakukan yang menggunakan sampel beton dari hasil pengeboran yang dilakukan, sample tersebut nantinya akan diuji di laboratorium untuk mengetahui kuat tekan pada beton.

  • Half Cell Potential Test

Half Cell Potential Test adalah metode untuk mengetahui tingkat korosi pada besi tulangan beton.

  • Uji Tingkat Karbonasi Beton

Uji Tingkat Karbonasi Beton pengujian untuk mengetahui tingkat karbonasi yang ada pada beton bangunan agar bisa diketahui usia bangunan tersebut.

  • Uji Verticality

Pengukuran yang biasa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui presisi ketegakan bangunan, yang menggunakan alat total station.

3. Analisis Struktur

Berdasarkan dari pengujian-pengujian di atas, kelayakan suatu bangunan akan bisa diketahui seberapa kuat dari bangunan menahan beban dan apabila sudah memenuhi standar kelayakan penahan beban dan faktor keamanan suatu bangunan, bangunan akan dinyatakan layak, apabila tidak maka akan dilakukan penguatan pondasi bangunan agar layak digunakan, tetapi apabila masih tidak layak, maka bangunan harus dirobohkan karena jika tidak layak akan dapat mengancam keselamatan pengguna bangunan.

Uji kelayakan bangunan mempunyai fungsi untuk menjaga keamanan bangunan dari pondasi bangunan maupun material bangunan agar dapat mempunyai ketahanan yang bisa menahan beban pada bangunan, sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan konstruksi yang dapat merugikan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *